Profil
Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah (Tabah) didirikan oleh KH. Musthofa Abdul Karim pada tahun 1898. Pesantren ini menempati lahan sekitar lima hektar dan terletak di pantai utara Kabupaten Lamongan, tepatnya di desa Kranji Paciran Lamongan.
Lahirnya pesantren ini tidak dapat lepas dari sejarah masyarakat Desa Kranji yang membutuhkan seorang pemimpin yang benar-benar bisa menjadi panutan umat. Kiai Musthofa yang telah lama berkelana untuk mendalami ilmu di sejumlah pondok pesantren (meliputi, Sampurnan Bungah Gresik, Langitan Tuban, Burno Bojonegoro, dan Kiai Kholil Bangkalan), akhirnya diminta masyarakat Kranji untuk menjadi pemipin dan guru masyarakat yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan.
Karena kepedulianya terhadap masalah umat, Kiai Musthofa bersedia bermukim di desa Kranji. Tidak lama kemudian, tepatnya pada bulan Jumadil Akhir, Kiai Musthofa mulai merintis sebuah pondok yang diberinama Tarbiyatut Tholabah sebagai pusat pendidikan ilmu agama untuk masyarakat setempat. Dalam waktu yang cukup singkat, lahan tanah pesantren pemberian H. Harun (warga Desa Kranji) yang dikenal angker itu disulap menjadi sebuah bangunan pondok pesantren yang sederhana, tapi cukup bagi para santri untuk belajar.
Pesantren yang dirintis Kiai Musthofa langsung diterima oleh masyarakat luas, meski tidak sedikit pula masyarakat yang menentangnya. Di antara masyarakat yang menjadi santri perdananya adalah H. Harun (Desa Kranji), H. Asrof (Desa Drajat), H. Usman (Desa Kranji), H. Ibrohim (Desa Kranji), K. Mas Takrib (Desa Kranji), K. Abdul Hadi (Desa Drajat) K. Mukmin (Desa Drajat). Belakangan, setelah pondok pesantren ini tumbuh berkembang, KH. Tholhah Hasan (mantan menteri pada era pemerintahan Gus Dur) pada masa kecilnya pernah menjadi santri Kiai Musthoha.
"Saya pernah nyantri di Kranji. Pada saat itu yang mengasuh kiai Musthofa. Banyak hal yang saya dapatkan dari beliau. Pada saat itu, Kiai Baqir yang menjadi pengasuh sekarang masih belajar di Jombang," kata KH. Tholhah Hasan dalam sebuah kesempatan di kantor PBNU Jakarta.
Pada tanggal 18 Desember 1950 M atau tepatnya tahun 1370 H, Kiai Musthofa wafat. Untuk mengenang jasa beliau dalam membina umat, setiap tanggal 8 Robul Awwal pondok pesantren Tarbiyatut Tholabah mengadakan acara peringatan Maulud Nabi SAW dan Haul KH. Musthofa.
Sepeninggal Kiai Musthofa (1955 M), Pesantren Tabah diasuh oleh KH. Adelan Abdul Qodir, menantu Kiai Musthofa. Setelah KH. Adelan Abdul Qodir wafat (1976), kepemimpinan diserahkan kepada KH. Muhammad Baqir Adelan (Kiai Baqir) yang baru beberapa tahun kembali dari pesantren Denanyar Jombang (1958). Di bawah asuhan Kiai Baqir, pesantren ini mengalami perkembang pesat dengan banyak lembaga pendidikan yang didirikan serta bangunanya yang megah. Kebesaran nama Tarbiyatut Tholabah terdengar di mana-mana. Alumninya pun, kini, telah tersebar ke penjuru nusantara, bahkan dunia.
Jenjang Pendidikan
Lembaga pendidikan formal yang berada di bawah naungan Yasasan Tarbiyatut Tholabah, Madarah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah Umum (MAU), Madrasah Aliyah Keagamaan(MAK) dan Madrasah Diniyah dan Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Drajat (STAIDRA).
Ekstrakurikuler
Seni baca Al Qur’an, Kajian kitab Kuning, Kaligrafi, praktek mengajar, bahtsul masa’il diniyah, mading (majalah dinding), training khitobah, olahraga, bimbingan pelajaran umum, kursus komputer, menjahit, kursusbengkel, silat, dan lain-lain
Fasilitas
Fasilitas Pondok Pesantren : Masjid, asrama santri, kantor, asrama pengasuh, dapur, gedung sekolah, lapangan, koperasi santri, perpustakaan, laboratorium komputer, laboratorium bahasa, gudang, kamar mandi/wc, klinik kesehatan.