Profil
Pondok Salaf yang juga tidak ketinggalan IPTEK. Menjadikan generasi yang tafaqquh fiddiin, berfikir modern dan berhati salafiy.
Pada tanggal 25 September 1919 M. pondok pesantren di dukuh Kendal Sumbertlaseh Dander Bojonegoro mula dirintis dan didirikan oleh seorang ulama’ besar yang bernama K. Abu Dzarrin. Bangunan yang ada mulanya hanya berupa sebuah Masjid dan merupakan bangunan yang sudah tua yakni peninggalan penghulu Bojonegoro yang bernama H. Umar, sementara santri yang ada baru satu atau dua dari desa setempat dan sekitarnya.
Mulai tahun 1980 M. pembangunan fisik dilaksanakan secara besar besaran dan bertahap di bagian utara. Tahap yang pertama direhabilitasi beberapa gedung asrama yang sudah tua diantaranya ada yang dibongkar total dengan mendirikan 7 bangunan yang baru. Hal ini bertujuan memenuhi kebutuhan desakan warga sekitar yang ingin anaknya memperoleh ilmu agama diPondok Pesantren dan memperoleh ilmu umum di Madrasah Aliyahnya.
Sejarah :
1. Pada tanggal 25 September 1919M. Pondok Pesantren Abu Dzarrin didukuh
kendal Sumbertlaseh Dander Bojonegoro mulai dirintis dan didirikan oleh
seorang ulama` besar yang bernama K. Abu Dzarrin. Bangunan yang ada
mulanya hanya berupa sebuah masjid, dan merupakan bangunan yang sudah
tua yakni peninggalan seorang penghulu Bojonegoro yang bernama H. Umar,
sementara santri yang ada baru satu atau dua dari desa setempat dan
sekitarnya.
2. Tidak beberapa lama kemudian oleh beliau didirikan
sebuah bangunan dari kayu jati yang sederhana yang terdiri dari 7 kamar
sebagai tempat santri yang menetap. Namun semakin hari santri semakin
meningkat perkembangannya dan hanya bangunan tersebutlah satu – satunya
bangunan yang pertama didirikan yakni pada tahun 1924 M.
3. Namun
pada tahun 1924 M. beliau terpaksa meninggalkan Pondok Pesantren yang
dirintis untuk sementara waktu untuk menunaikan rukun islam yang ke – 5
yakni ibadah haji kebaitulloh yakni Makkatul Mukarromah dan beliau
bermukim disana selama 2 tahun untuk belajar atau Istifadatil Ilmu pada
guru & ulama` besar disana.
4. dan pada waktu beliau bermukim
diMakkah selama 2 tahun ( 1924 – 1926 ) yang memegang dan mengelola roda
pendidikan para santri dipesantren adalah :
1. KH. Ma`sum ( seorang Na`ib diMantub Lamongan yakni saudara misanKH. Abu Dzarrin ).
2. KH. Basyir ( Penghulu Bojonegoro pada waktu itu ).
5.
Pada waktu beliau kembali dari tanah suci Makkah, maka semakin banyak
perkembangan santri baik dari daerah bojonegoro maupun sekitarnya. Dan
tidak sedikit diantara para santri yang dulunya pernah menjadi santri
beliau sewaktu beliau membantu mengajar di Pondok Pesantrennya KH.
Kholil Bangkalan Madura kira – kira selama 3 tahun. Dan santri beliau
ketika membantu mengajar di Pondok Pesantren Termas Pacitan dibawah
Kepengasuhan KH. Raden Dimyathi & KH. Raden Makhfudz serta KH. Abu
Dzarrin menetap dipesantren tersebut kira – kira selama 6 tahun. Dengan
semakin tambahnya perkembangan para santri , sudah barang tentu bangunan
tersebut tidak memadai untuk menampung para santri, sehingga Beliau
berusaha untuk menambah bangunan. Dan Alhamdulillah akhirnya terwujud 5
bangunan yang terdiri dari 15 kamar. Namun demikian sekalipun sudah
terwujud bangunan yang baru akan masih juga belum memadahi untuk
menampung para santri karena mengalami perkembangan yang sangat pesatdan
tidak sedikit sekali santri yang datang dari luar daerah seperti Jawa
Timur sendiri, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat, Sumatera bahkan ada
dari luar negeri yakni Singapura sebanyak 5 Orang, dan jumlah
keseluruhan kira – kira sekitar 200 orang.
6. Pada tahun 1933 M.
Mulailah dirintis pendidikan formal yakni Madrasah mulai dari Kelas 0 (
Nol ) Besar untuk menampung anak – anak disekitar Pesantren dan selama
berjalan kurang lebih 3 tahun perkembangan Madrasah tersebut belum bisa
berkembang sesuai dengan yang diharapkan, bahkan semakin hari mengalami
satu kemerosotan karena situasi setempat yang kurang memungkinkan ,
sehingga untuk sementara waktu dibekukan / difakumkan.
7. Dan pada
Era Negara ini dijajah oleh Jepang, Pesantren mengalami suatu
kemunduran, karena tidak sedikit santri yang meninggalkan Pondok
Pesantren akibat situasi dan kondisi pada saat itu kurang menguntungkan
bagi keselamatan dan kehidupan para santri. Namun juga tidak sedikit
para santri yang masih menetap dan bertahan di pesantren untuk
meneruskan belajarnya sekalipun dalam keadaan yang sangat sulit dan
genting. Dan sekalipun situasi dan kondisi pada saat itu sangat rawan
dan penuh dengan kesulitan dan kekurangan , akan tetapi kegiatan dan
pendidikan di Pesantren tetap berjalan sebagaimana biasa, baik pengajian
umum maupun kegiatan – kegiatan lainnya.
8.
Pada Era Revolusi 1945 M. Pondok Pesantren bukan hanya dihuni oleh para
santri namun juga menjadi tempat Alternatif oleh para pengungsi atau
Gerilyawan para Pejuang Kemerdekaan melawan Belanda. Pondok Prsantren
juga dijadikan Benteng Pertahanan Pejuang Kemerdekaan pada saat itu. Dan
pada masa Revolusi Pondok Pesantren tidak hanya berfungsi sebagai
pendidikan, namun juga ikut andil yang sangat besar dalam memperjuangkan
kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ) dari kekuasaan
penjajah. Bertambahnya pejuang – pejuang dari Pesantren adalah berkat
pendidikan yang ditanamkan oleh para ulama` dilibuk hati yang sangat
dalam untuk tetap mempertahankan misi yang diajarkan oleh Rosululloh
SAW, yakni
Cinta tanah air adalah merupakan sebagian dari pada iman “.
9.
Pada tahun 1947 M. oleh KH. Dimyathi Putra KH. Abu Dzarrin Madrasah
yang dulunya dibekukan atau diberhentikan sementara mulai diteruskan
kembali yakni pada saat itu dimulai dari Tingkat Madrasah Ibtida`iyah (
MI ) dengan nama Madrasah Salafiyah, dan saat itu baru menampung murid
laki – laki. Dan KH. Dimyathi berusaha keras untuk mengembangkan
Madrasah tersebut agar lebih maju dan berkembang dengan pesat. Akhirnya
berkat usaha keras dan keikhlasan hati beliau dalam memperjuangkan agama
islam akhirnya Madrasah tersebut semakin hari semakin berkembang dan
semakin maju yang sehingga sampai saat sekarang Madrasah tersebut tetap
bertahan dan semoga tetap abadi dan lestari sampai hari kiamat. Amin………
Dan pada tahun 1947 M. Madrasah tersebut mendapat Pengesahan dan Piagam
dari Departemen Agama Republik Indonesia. Dan pada tahun 1978 M. Piagam
tersebut diperbaharui oleh Kepala Bidang Pendidikan Agama pada Kantor
Wilayah Departemen Agama Jawa Timur dengan Status Terdaftar serta
menggunakan Kurikulum Departemen Agama Republik Indonesia. Adapun
setelah dibukanya kembali Madrasah pada tahun 1947 M. Tempat para murid
belajar adalah pada sebuah bangunan kecil yang sangat sederhana ( Semi
Sempurna ) yang berukuran 7 X 8 M.dan terdiri dari 2 lokal sedangkan
sebagian murid yang lain menempati serambi masjid pada tahun 1959 M.
10.
Kemudian pada tahun 1953 M. Mulailah dirintis Madrasah Tsanawiyah ( MTs
) Oleh KH. Dimyathi Bin KH. Abu Dzarrin untuk menampung / melanjutkan
belajar para murid yang telah tamat belajar dari tingkat Ibtida`iyah
kependidikan yang lebih tinggi. Dan Alhamdulillah semakin hari semakin
meningkat, para siswa yang melanjutkan dimadrasah Tsanawiyah yang diberi
nama Madrasah Islam Salafiyah Roudlotul Ilmiyah ( MISRI ). Demikian
pula Madrasah Ibtida’iyah juga dirubah namanya sama dengan Madrasah
Tsanawiyah . dan untuk sementara saat itu juga hanya dapat menampung
putra yang ditempatkan dimasjid untuk sementara, karena belum punya
gedung yang resmi.
11. Pada tahun 1956 M. mengalami peningkatan
siswa yang tidak sedikit , sehingga gedung yang ada sudah ada tidak
dapat menampung dari sekian banyaknya siswa dan santri, maka masing –
masing terdiri dari 6 kamar yang salah satunya berada disamping kanan
masjid sekaligus sebagai perluasan serambi masjid yang terdiri dari 6
kamar lainnya hanya untuk tempat santri. Sekaligus untuk sekolah sedang
yang 6 kamar lainnya digunakan untuk santri , sehingga jumlah gedung
saat itu sebanyak 8 gedung yang terdiri dari 46 kamar ditambah sebuah
masjid dan gedung Madrasah kecil 2 lokal.
12. KH. Abu Dzarrin
selain mendidik dan mengajar para santri yang menetap diPesantren juga
mengadakan pengajian Rutin yang sifatnya umum untuk kaum dewasa atau
orang tua setiap hari selasa pagi untuk orang pria kurang lebih sekitar
200 orang. Sedangkan untk orang wanita pada hari selasa siang yang
kurang lebih sekitar 400 orang, dan juga pengajian rutin setiap selesai
solat Jum`at.
13. Pada hari kamis tanggal 5 juni 1958 M. KH. Abu
Dzarrin Dipanggil untuk menghadap Alloh SWT. ( Wafat ) yang pada saat
itu jumlah santri sekitar 300 santri yang menetap dipesantren. Sejak
saat itu Pengasuh dan Pengelola Pondok Pesantren diteruskan Oleh putra
laki – laki Beliau yang pertama yaitu KH. Dimyathi dan dibantu oleh
Putra keduanya yaitu KHA. Munir An. Dan sejak saat itu pula Pondok
Pesantren ini diberi namaPondok Pesantren Abu Dzarrin untuk menghormati
dan mengingat jasa Beliau sebagai perintis dan pendiri Pondok Pesantren.
14.
Semenjak KH. Dimyathi menggantikan KH. Abu Dzarrin beliau berusaha
sekuat tenaga dan pikiran untuk lebih meningkatkan pendidikan yang
berada dipesantren atau yang berada di Madrasah yang formal baik dari
segi kwalitas maupun kwantitas pendidikan. Dan hal itu dapat kita lihat
dan kita rasakan dari perkembangan pendidikan pada masa – masa
berikutnya.
15. Pada tahun 1959 M. gedung asrama putri yang sudah
tua dan sudah tidak layak untuk dihuni dibongkar dan dibangun kembali
gedung yang baru yang terdiri dari 2 buah gedung asrama bertingkat (
komplek kapas ). Serta dibangun pula musholla yang besar bagi putra
untuk jama`ah & belajar / mengaji oleh para santri putra dan kaum
pria dewasa. Dan saat ini bangunan musholla tersebut masih abadi. Dan
juga dibangun sebuah gedung tembok yang terdiri dari 12 lokal termasuk
ruang kantor madrasah.
16. Dan pada Tahun 1959 M. beliau juga
mendirikan 2 buah bangunan yang terdiri dari 12 kamar dan sebuah
musholla untuk Pondok Pesantren Abu Dzarrin Putri, dan pada saat itu
pula Pondok Pesantren Abu Dzarrin mulai menampung / mengelola serta
mengasuh santri putri dan sekaligus membuka dan mendirikan Madrasah
Putri baik tingkat Madrasah Ibtida`iyah ( MI ) maupun Madrasah
Tsanawiyah ( MTs ). Dan Alhamdulillahakhirnya banyak pula santri putri
yang menetap dipesantren atau yang nasuk madrasah.
17. Pada tahun
1960 M. KH. Ahmad Munir An. Sebagai pembantu Pengasuh Ponpes Abu Dzarrin
mendirikanMadrasah Mu`alimin Mu`alimat ( untuk Mendidik Calon Guru ) 4
tahun.
18. Kemudian pada tahun 1970 M. Madrasah Mu`alimin
Mu`alimat dibubarkan sebagai gantinya didirikan Madrasah Aliyah Baik
Putra maupun Putri jurusan Agama dan pada tahun 1981 / 1982 M. ditambah
juga jurusan IPS. Madrasah Aliyah ( MA ) – Madrasah Tsanawiyah ( MTs ) –
Madrasah Ibtida`iyah ( MI ) semua berstatus terdaftar oleh Departemen
Agama dan juga mendapat Bimbingan dan bantuan Guru Negeri pada semua
tingkatan dari Departemen Agama.
19. Pada tahun 1974 M. KH.
Dimyathi Adnan mendirikan sebuah gedung berukuran 44 M. X 8 M. yang
terdiri dari 8 ruang termasuk ruang kantor untuk menampung murid
madrasah ysng semakin bertambah, namun juga masih belum memadahi,
sehingga sebagian siswa terpaksa masih ada yang menempati gedung
dorurot.
20. Pada permulaan tahun 1979 M. / 1980 M. mulai dirintis
Taman Pendidikan Kanak – Kanak ( namun saat itu masih taraf persiapan )
sambil menunggu pembangunan gedung dan peralatan yang dibutuhkan
sebagai tempat belajarnya. Dan pada saat itu pula Madrasah Aliyah ( MA )
– Madrasah Tsanawiyah ( MTs ) – Madrasah Ibtida`iyah ( MI ) diberi nama
Madrasah Abu Darrin sebab Madrasah tersebutmerupakan bagian yang tak
terpisahkan dengan Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren Abu Dzarrin.
21.
Selanjutnya, mulai Tahun 1980 M. pembangunan fisik dilaksanakan secara
besar – besaran dan bertahap. Tahap yang pertama direhabilitir beberapa
gedung asrama yang sudah tua diantaranya ada yang dibongkar total dengan
mendirikan bangunan yang baru.
Jenjang Pendidikan
Dengan sistim salaf dan modern.
Pendidikan yang mengajarkan kitab-kitab Salaf,
Pendidikan Formal :
1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
2. Roudlotul Athfal (RA) Abu Dzaarin
3. Madrasah Ibtida`iyah (MI) Abu Dzarrin
4. Madrasah Tsanawiyah (MTs)
5. SMP PLUS ABU DZARRIN
6. Madrasah Aliyah ( MA )
7. SMK PONPES ABU DZARRIN
6. Universitas Islam ABU DARRIN (UNISAD)
7. WAJAR DIKDAS 9 Th. (Sederajat dg SMP/ MTs)
8. KEJAR PAKET C (Sederajat dg SMU / MA)
Pendidikan Informal :
1. MadrasahTakhasusiyah Al Dimyatiyah (MTHA)
2. Madrasah Al Adnaaniyah (MAN)
Pendidikan Nonformal :
1. Tahfidzul Qur`an
2. Pengajian kitab kuning dengan system sorogan / wetonan untuk para Santri baik putra maupun putri.
3. Majlis Ta`lim ( pengajian bagi kaum tua ) dengan sistem kuliah.
Program dan Lembaga :
1. Jam`iyyah Thoriqoh Qodiriyah Wan Naqsabandiyah
2.
Program Excelent SMP & SMK Abu Dzarrin
3. Majlis Rotibul Haddad
Rincian Pengajian Kitab Kuning :
1. Pengajian Kitab Tafsir Jalalin
Tiap selesai sholat Maghrib (Untuk Santri Putra)
Tiap selesai sholat Dluhur (Untuk Santri Putri)
Tiap Hari Selasa Pagi (Untuk Masyarakat Umum)
2. Pengajian Kitab Fathul Mu’in (Untuk Santri Putra Tingkat Aliyah)
3. Pengajian Kitab Fathul Qorib (Untuk Seluruh Santri)
4. Pengajian Rutinitas tiap selesai sholat maktubah.
5. Dll.
Ekstrakurikuler
1. Bahtsul Masa’il Waq’iyyah
2. Lajnah Masa’il Nahwiyah Shorfiyah
3. Kajian Kutubus Salaf
4. Khitobiyah
5. Tadribud Da’wah
6. Kursus Komputer
7. Kursus Menjahit
8. Seni Hadrah Al-Habsy
9. Pandidikan Organisasi / Kepemimpinan (Manajemen Leadership )
10. pertanian
11.
peternakan
12. muhadhoroh
13. pertukangan
14. perdagangan
15. Photograper
16. Shotting
17. Hafidz/hafidzoh
18. perpustakaan,
19. pramuka,
20. bengkel (montir)
Prestasi :
1.
Pondok pesantren terbersih sebojonegoro
Fasilitas
1. Free Wifi
2. Lab.Komputer
3. Lapangan/Taman Bermain
4. Gedung
5. kamar mandi
6. aula
7. lapangan dll