Profil
Kemajuan dan perkembangan dalam segala hal selalu bergerak secara dinamis dan cepat. Di satu sisis, hal tersebut berdampak positif bagi kemajuan umat, tetapi di sisi yang lain juga menjadi ajang merebaknya segala pengaruh dan budaya yang tidak sesuai dengan moralitas Bangsa Indonesia sehingga pada akhirnya banyaklah penyimpangan yang terjadi dimasyarakat. Dengan alasan inilah KH. Nawawi Abdul Aziz yang merupakan salah satu tokoh yang disegani bidang hafidzul Qur’an dan Qiro’ah As Sab’ah berusaha membangun tembok untuk membentengi masyarakat dari segala bentuk dampak negative yang telah menjamur agar masyarakat dapat senantiasa berada dijalan yang kurus sehingga selamat dunia akhirat. Secara singkat, pondok Pesantren An-Nur melewati beberapa periode:
1. Periode perintisan (1966-1978)
Periode ini dimulai pada tahun 1960 ketika KH. Nawawi Abdul Aziz dipercaya menjabat ketua pengadilan agama KAb. Bantul. Sejak saat itu beliau mengetahui kehidupan keagamaan di Bantul, dimana kondisinya masih memprihatinkan. Beliau merasa sudah saatnyalah mengajarkan ilmu yang didapat dari pesantren. Untuk itu, pada tahun 1964 dengan tekad bulat dan mantap didampingi istri beliau (Nyai Walidah Munawwir) dan putra pertamanya ‘Ashim Nawawi, beliau pindah ke dusun Ngrukem Pendowoharjo Sewon Bantul Yogyakarta. Disana mulai dirintis pengajian-pengajian baik yang bersifat umum, sorogan, bandongan maupun klasikal. Pengajian umum dislenggarakan setiap senin malam dan dikenal dengan sebutan malam selasaan dan setiap jumat pagi. Sedangkan tiap subuh diadakan pengajian sisitem sorogan dan klasikal dengan materi Al Qur’an. Selain itu, pada malam hari berlangsung kegiatan madrasah Diniyah yang dulu bernama Madrasah Lailiyah Salafiah An Nur yang sejak tahun 1976 pengelolaannya diserahkan kepada Bapak KH. Khudlori Abdul Aziz, santri beliau yang putra asli ngrukem.
Jenjang Pendidikan
Sebagai
sebuah lembaga yang telah memiliki banyak santri, pesantren ini juga
melengkapi dirinya dengan beberapa lembaga yang bernaung dibawah Yayasan
Al Ma’had An Nur, antara lain TPQ An Nur, Madrasah Tsanawiah, Madrasah
‘Aliyah Umum dan Keagamaan Sekolah Tinggi Ilmu Al Qur’an dan Madrasah
Diniyah Al Furqon.
Model Pendididkan
Dalam
perjalanannya, pondok pesantren An Nur memiliki beberapa model
pendidikan tergantung pada masing-masing lembaga yang ada di pondok
pesantren ini, yaiu:
a. Marhalah Bi an-nadazri
Tingkatan
ini diperuntukan bagi santri-santri yang tidak menghafal Al Qur’an,
dengan penekanan pada pematangan tajwid tartil dan juga makhorijul huruf
dan pendalaman kitab-kitab kuning. Setiap harinya para santri yang
tidak menghafal Al Qur’an, menyetorkan bacaan Al Qur’an secara nadzri
kepada para khotim bil hifdzi yang masih bermukim di pondok pesantren.
b. Mahalah Tahfidz
Kelompok
ini khusus bagi santri yang berminat menghafalkan Al Qur’an 30 juz,
dimana saat ini tidak kurang dari 600 santri putra dan putri yang
belajar untuk menghafalkan Al Qur’an di pesantren ini. Dalam proses
penghafalan para santri diasuh langsung oleh KH. Nawawi Abdul Aziz
dengan metode bimbingan tahfidz. Disamping itu untuk mengetahui sejauh
mana tingkat penguasaan hafalan para santri, maka setiap 6 bulan sekali
diadakan Tes Peringkat Tahfidzul Qur’an dan Musabaqoh Hifdzil Qur’an
(MHQ).
c. Marhalah Qiro’ah Sab’ah
Marhalah
ini diperuntukan bagi para khotimin-khotimat (yang telah hafal Al
Qur’an) yaitu mempelajari berbagai bentuk bacaan qiro’ah tujuh, sebagai
program lanjutan bagi para santri telah hafal Al Qur’an, marhalah ini
ditangani langsung pengasuh (KH. Nawawi Abdul Aziz). Madzhab yang
dipakai dalam Qiro’ah As Sab’ah adalah madzhab hizril amani yang beliau
terima dari Syaikh KH. Arwani Amin Kudus.
d. Madrasah Diniyah
Secara
garis besar, Madrasah Diniyah terbagi menjadi menjadi dua cabang yaitu,
Madrasah Diniyah yang diperuntukan bagi santri-santri Tahfidz (yang
menghafal Al Qur’an) dan bagi santri-santri yang non-tahfidz. Tingkatan
kelas Madrasah Diniyah ini pada dasarnya sama seperti Madrasah Diniyah
pada umumnya yaitu tingkat ‘Ula dengan jenjang waktu 4 tahun, Wustho
selama 2 tahun dan ‘Ulya dengan masa pendidikan selama 2 tahun.
e. Madrasah Formal
Pondok
Pesantren An Nur telah memiliki Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah
Aliyah (MA) dan Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK). Dengan fasilitas
seadanya, para pengelola madrsah tetap berjuang dalam proses untuk
mencapai tujuan dasar Pondok Pesantren An Nur. Dengan izin Allah SWT,
Madrasah yang kami miliki mampu bersaing dengan lembaga-lembaga
pendidikan diluar dan dalam kurun waktu 6 tahun, Madrash ini mampu
mengantongi nilai tertinggi se Yogyakrta sebanyak tiga kali pada Ujian
Akhir nasional dan semua siswanya lulus dengan nilai yang lumayan.
f. Sekolah Tinggi
Pondok
Pesantren An Nur juga mampu mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Al Qur’an
(STIQ) yang resmi dibuka pada tahun 2002 oleh menteri agama RI. Sekolah
Tinggi Ilmu Al Qur’an membuka 2 prodi: Tafsir Hadist (Ushuluddin) dan
PAI (Tarbiyah). Kemudian tahun 004 dibuka program Ekstnsi dan program
Diploma (DI dan D2).
Ekstrakurikuler
1. Jami’iyaah
2. Khitobah empat bahasa
3. Seni baca Al Qur’an
4. Dzibaiyyah Al Barzanji
5. Seni Hadrah dan Qasidah
6. Olahraga/senam
7. Pelatihan & seminar ilmiah
8. Karya ilmiah santri
9. Mujahadah malam jum’at
10. Mujahadah & majlis ta’lim ahad pon
Fasilitas
1. Asrama santri
2. Kamar mandi dan mck
3. Ruang Kantor (putra dan putrid)
4. Musholla (putra dan putrid)
5. Ruang belajar
6. Aula (gedung serba guna)
7. Ruang tamu (putra dan putrid)
8. Gedung perpstakaan
9. Mini market dan wartel
10. Kantin dan koperasi
11. Rental computer
12. Ruang menjahit