Profil
Mathali’ul Falah pada mulanya lebih dikenal dengan sebutan “Sekolah
Arab” berdiri pada tahun 1912 ditengah gejolak bangkitnya kesadaran
nasionalisme bangsa Indonesia, berbagai organisasi muncul dan berkembang
saat itu, seperti Muhammadiyah, SarekatIslam dan beberapa ormas lainnya.
Lahirnya sekolah arab ini didorong oleh keprihatinan dua kakak beradik
KH. Abdus Salam dan KH. Nawawi yang pada waktu itu didukung olehMbah
Sa’id seorang mantan polisi negara Singapura, karena situasi dan kondisi
sampai di desa Kajen. Mereka bertiga prihatin atas sistem pengajaran
pesantren pada saat itu yang dianggap mandeg dan tidak mengalami
perkembangan, maka muncullah gagasan pembaharuan dengan mendirikan
sekolah arab dengan sistem klasikal. Dengan perubahan tersebut ternyata
sekolah arab mengalami perkembangan yang cukup pesat hanya dalamwaktu
kurang dari empat tahun (1912-1916).Karena kapasitas tempat yang tidak
memadai pusat pengajaran yang pada awalnya berada di langgar KH. Abdus
Salam (Polgarut) dipindah ke Kulon Banon.
Perkembangan ini ternyata sepenuhnya tidak menggembirakan, karena
kemudian pemerintah Belanda membuat peraturan yang menghambat keberadaan
sekolah arab ini,dengan dikeluarkannya kartu kuning yang mewajibkan
setiap anak untuk mengikuti sekolah Jawa, terlebih bagi anak polisi.
Namun trio pelopor (KH. Abdus Salam , KH. Nawawi danMbah Sa’id) tidak
lantas patah arang dan menyerah begitu saja, beliau bertiga
melakukan langkah tandingan dengan memanggil seorang pegawai padpandis
(Kantor Pegadaian)untuk menjadi guru pertama dalam pengajaran mata
pelajaran umum, dengan demikian sekolah arab seketika itu berubah
mengikuti tuntutan yang dilakukan oleh pemerintahBelanda.
Ternyata perubahan tersebut membawa dampak yang sangat positif
dengan meluapnya jumlah siswa, sehingga menuntut sekolah ini untuk
berpindah yang kedua kalinya dari Kulon Banon ke Masjid Kajen, dan
seterusnya ke ndalem Kiai Nur Hamid Bulumanis lalu ken dalem Kiai Fauzan dan terakhir sebuah tanah waqaf sebelah utara Kulon Banonhingga sekarang ini.
Pada tahun 1922, setelah KH. Mahfudh Salam (Ayah KH.MA. Sahal
Mahfudh) kembalidari pesantren Term as-Pacitan beliau memberi nama
sekolah arab ini “Mathali’ul Falah”yang diambil dari sebuah nama
pesantren sewaktu beliau menuntut ilmu di Saudi Arabia,dengan maksud tafa’ul sebagaimana nama tersebut yang berarti tempat lahirnya kebahagiaan/ kabegjan
. Pada tahun ini pula Mathali’ul Falah mengalami berbagai penyesuaian
dan pengembangan mulai dari fisik dan non fisik, seperti kurikulum,
struktur kepengurusan hingga seperti sekarang. Dan puncaknya, pada tahun
2008 Perguruan IslamMathali’ul Falah melakukan sebuah lompatan besar
dengan mendirikan Sekolah TinggiAgama Islam Mathali’ul Falah (STAIMAFA).
Jenjang Pendidikan
Kegiatan-kegiatan tersebut dimaksudkan untuk lebih memantapkan proses pembentukan kepribadian peserta didik seperti daurah al-‘arabiyyah, aplikasi bahasa Inggris, ke-organisasian, ke-pramukaan, olahraga, kesenian serta kegiatan-kegiatan lain yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program pengajaran. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan oleh organisasi siswa dan lembaga-lembaga yang telah dibentuk oleh pengurus madrasah.
Ekstrakurikuler
Kegiatan-kegiatan tersebut dimaksudkan untuk lebih memantapkan proses pembentukan kepribadian peserta didik seperti daurah al-‘arabiyyah, aplikasi bahasa Inggris, ke-organisasian, ke-pramukaan, olahraga, kesenian serta kegiatan-kegiatan lain yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program pengajaran. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan oleh organisasi siswa dan lembaga-lembaga yang telah dibentuk oleh pengurus madrasah.
Fasilitas
Fasilitas yang dimiliki adalah: madrasah, kampus, lapangan serbaguna, koprasi, pemondokan, masjid, laboratorium komputer, laboratorium bahasa arab dan inggris.