Profil
Tanggal 15 Januari 1981, saat pelaksanaan acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bertepatan dengan acara masuk rumah baru kediaman Drs. M. Ilyas Tarigan, Ust. Usman Husni diundang untuk memberikan taushiah yang diantara isinya adalah menyinggung tentang keluarga yang telah mapan secara ekonomi dan intelektual, tapi belum mapan secara pendidikan agama, karena hingga saat itu, di antara keluarga belum ada yang menempuh pendidikan dalam bidang agama. Padahal, sudah banyak pengajian diadakan, bahkan banyak diantara anggota keluarga ini yang berjihad menghidupkan dakwah, mengingat masih banyak keluarga yang belum memeluk agama Islam. Di satu sisi, mereka juga harus telah memikirkan estafet perjuangan ini, yang salah satu cara mempersiapkannya adalah melalui jalur pendidikan.
Masyarakat Paya Bundung dan sekitarnya yang sejak lama berkeinginan mendirikan Lembaga Pendidikan agama pun menyambut dengan antusias. Isi taushiah di atas seakan menjadi dorongan untuk segera mewujudkan lembaga yang dimaksud, sebagaimana yang sudah sering mereka gagas sejak lama. Di sela-sela pengajian khusus yang selalu diadakan di rumah bapak dr. H. Mochtar Tarigan, hal ini selalu didiskusikan. Pembahasan dalam pengajian-pengajian inilah sebenarnya yang menjadi embrio kelahiran ‘Pesantren’. Dari komunikasi dan interaksi intensif di atas, dan setelah mengkaji model dan bentuk Lembaga Pendidikan yang diinginkan, maka disepakati untuk mendirikan Lembaga Pendidikan Islam berbentuk pesantren.
Sebagai follow up dari pertemuan-pertemuan tersebut, diadakanlah pertemuan bulan Maret tahun 1982 di Sibolangit untuk membicarakan model dan nama Pesantren yang diinginkan. Muncullah lebih dari 20 nama Pesantren yang diusulkan. Namun pertemuan tersebut belum menghasilkan nama yang disepakati.
Dalam sebuah pengajian Tafsir di rumah dr. H. Mochtar Tarigan, saat pembahasan ayat 32 dari Surah An-Naba’, pada jilid pertama halaman 16 dalam Tafsir Al-Shâwy disebutkan bahwa maksud dari kata ‘hadâiq’ dalam ayat tersebut adalah ‘Ar-Raudlatul Hasanah’ (taman surga yang indah). Pada saat itu, tercetuslah ide untuk menamai Pesantren ini dengan ‘Ar-Raudlatul Hasanah’, dengan harapan bahwa pesantren wakaf tersebut menjadi taman yang indah bagi para pewakif dan pelajarnya dan bagi semua yang berjihad di dalamnya. Setelah dibahas, masyarakat pun menyetujui nama tersebut.
Setelah melalui proses yang panjang, pada tanggal 18 Oktober 1982, bertepatan dengan peringatan tahun baru Hijriah 1 Muharram 1403 H, dideklarasikanlah pendirian Pesantren Tarbiyah Islamiyah Ar-Raudlatul Hasanah secara resmi.
Jenjang Pendidikan
KMI Ar-Raudlatul Hasanah, MTs, MA, PAUD, MDA.
- Supervisi proses pembelajaran, dilakukan oleh bagian Proses Belajar Mengajar dan Pembinaan Karir Guru.
- Pengecekan persiapan mengajar, dilakukan oleh guru-guru senior yang
bertugas secara bergantian sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
- Pengawasan disiplin masuk kelas, agar tidak ada santri yang terlambat masuk kelas.
- Pengontrolan kelas saat pembelajaran berlangsung oleh guru piket.
Pengontrolan kelas untuk mengecek apakah ada kelas yang tidak ada
gurunya dan untuk mengetahui ketepatan hadir guru di kelas. Hal ini
dilakukan untuk memastikan bahwa setiap kelas ada guru pengajarnya dan
bahwa guru pengajar masuk tepat waktu.
- Pengontrolan asrama santri saat pelajaran berlangsung oleh guru yang
bertugas untuk memastikan bahwa tidak ada santri yang tidak masuk
kelas, kecuali dengan izin. Di samping itu juga mengontrol kebersihan,
keasrian dan kenyamanan asrama.
- Penyelenggaraan belajar malam (muwajjah) bersama wali kelas, berlangsung pada jam 20.30 WIB – 21.30 WIB.
- Pembagian tugas “Jum’at Bersih” untuk tiap kelas, agar kebersihan kelas tetap terjaga.
Kegiatan ini lebih merupakan kegiatan penunjang keberhasilan belajar santri. Program ini meliputi :
- Fath al-Kutub; Program ini adalah latihan membaca literatur
(terutama kitab-kitab klasik) untuk kelas enam. Juga sebagai wahana
menguji kemampuan mereka dalam berbahasa Arab. Santri diberi tugas untuk
membahas persoalan-persoalan tertentu dalam bidang akidah, fiqih,
hadits, tafsir, akhlak, dan lain-lain. Para santri diharuskan
menyerahkan laporan tertulis mengenai hasil kajiannya kepada guru
pembimbing. Kegiatan ini berlangsung selama satu minggu.
- Fath al-Mu’jam; Latihan dan ujian membuka kamus berbahasa
Arab untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan berbahasa Arab
santri, terutama dalam menelusuri dan mencari akar dan makna kosa kata.
- Manasik al-Haj; Latihan praktek ibadah haji bagi santri
kelas VI, yang berlokasi di kampus Pesantren, di bawah bimbingan
guru-guru yang sudah menunaikan ibadah haji.
- Amaliyah al-Tadris; yakni ujian praktek mengajar untuk santri kelas enam KMI.
- Penulisan karya ilmiah mengenai berbagai persoalan untuk santri kelas enam menjelang tamat belajar di KMI.
- Termasuk acara tahunan adalah penerimaan santri baru setiap sebelum memasuki tahun pelajaran berikutnya.
Ekstrakurikuler
Seni baca Al Qur’an, kajian kitab kuning, pramuka, silat, PMR, Kaligrafi, praktek mengajar, bahtsul masa’il diniyah, mading (majalah dinding), training khitobah, Jum’at bersih, olahraga, bimbingan pelajaran umum, kursus komputer, menjahit dan lain-lain
Fasilitas
Fasilitas Pondok Pesantren : Masjid, asrama santri, kantor, asrama pengasuh, dapur, gedung sekolah, lapangan, koperasi santri, perpustakaan, laboratorium komputer, laboratorium bahasa, gudang, kamar mandi/wc, klinik kesehatan.